Menyoal Konsep Penandingan dalam Perspektif Budaya

Abstract

This study aims to portray matching concept in an indigenous culture in a death ceremony, namely faken, its meaning, and the basis for its determination in the Uma Duakun Fauleon Tribe, Belu-NTT. The transcendental phenomenology method was employed in this study. The results show that the matching concept in the business world is different to the practice in indigenous peoples. There is no revenue claimed for the costs incurred for the faken at the time of death. Faken symbolizes appreciation and support for the deceased. Acceptance of the awareness of mutual help is reflected in the faken. The tradition rules that the female sibbling is responsible for the faken. The basis for determining faken is the closeness of family relationships.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memotret konsep penandingan dalam budaya faken di kematian, makna faken, serta dasar penetapannya di Suku Adat Uma Duakun Fauleon, Belu-NTT. Metode fenomenologi transcendental digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep matching yang ada di dunia bisnis berbeda dengan praktik di masyarakat adat. Tidak ada tuntutan pendapatan atas biaya yang telah dikeluarkan untuk faken saat kematian. Faken melambangkan penghargaan dan dukungan bagi orang yang meninggal. Penerimaan atas kesadaran saling membantu tercermin dalam faken. Tuah adat mengatur saudara perempuan untuk membiayai faken. Dasar penetapan faken adalah kedekatan hubungan keluarga.